Minggu, 15 Agustus 2010

Ngantri di Bank Mandiri

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme memang obrolan yang paling asyik dibahas di Warung Kopi apalagi sambil nyeruput Kopi Susu kental wow rasanya luar biasa ditemani pisang goreng atau kalau mau agak elit dikit ya ngopinya di starbuck atau kalau di batam ada Gadeno sambil makan Pizza dan menikmati fasilitas hot spot mereka. Tapi anyway karena kondisi keuangan saya yang belum memungkinkan akan lebih baik kalau ngopinya sesuai budget aja, hehe kok jadi bahas kopi ya okelah kalo begitu kita kembali ke laptop.

Jadi gini nih ceritanya, pada suatu hari atau dalam bahasa jawanya once upon a time in batam saya mengantri di Bank Mandiri cabang batam center. Bukan karena banyak duit terus mau ngambil duit buat dibagi bagi ya tapi mau bayar hutang jadi harus setor tunai ke rekeningnya temen yang di Jakarta. Pertama dateng antrian sudah cukup panjang dan kasir yang melayani cuma ada dua counter saja, tapi karena sudah kadung janji sama temen ya saya tetap membulatkan tekad dan masuk ke antrian. Setelah cukup lama mengantri dan Baru mulai menikmati suasana ngantri yang tertib ternyata salah satu kasir di counter keluar dari ruangnya dan berjalan melewati kami yang sedang ngantri, ada Bapak-bapak di antrian depan saya menegur kasir cewe tersebut (untuk informasi kasir cewe ini pake jilbab dan lumayan manis biarpun kelihatannya sih sudah cukup berumur tapi masih bahenol juga kayaknya, he he he ups kembali ke laptop), pertama si kasir cuma menjawab teguran dari si Bapak seadanya saja kemudian sebelum kembali ketempat si kasir tersebut memanggil security dan entah apa yang disampaikan oleh si kasir setelah si kasir kembali ketempatnya si security mendekati si Bapak dan memanggilnya kemudian saya tidak mendengar lagi apa obrolan mereka tapi kemudian si bapak tadi memberikan ktp dan buku tabungannya serta selembar check ke si security kemudian si security masuk lewat pintu samping ke ruang si kasir tadi dan memberikan semua yang dititipkan si Bapak tadi ke kasir. Si Kasir tetap Jaim dan terus melayani pelanggan lain tapi si bapak ikutan nimbrung di sebelah si pelanggan yang sedang dilayani si kasir itu kemudian sim salabim setelah proses yang tidak begitu lama si Bapak tadi selesai dan pulang sedangkan saya masih menunggu sambil ngedumel di dalam antrian.

Luar biasa kan, beginilah sistem yang berjalan di Indonesia, karena kenal sama orang tertentu beberapa proses birokrasi bisa selesai dalam hitungan menit, berapa banyak orang di antrian yang dilewati oleh si Bapak tadi. Sedangkan saya karena tidak kenal sama si kasir terpaksa menghabiskan waktu sampai lebih dari setengah jam cuma buat setor uang saja.

Sampai kapan kondisi ketidak adilan seperti ini akan dipertahankan dan kemanakah saya harus mengadu.